Sebenarnya ini merupakan kreasi sang fotografer, tanpa diolah sedikit pun melalui beragam software fotografi.
Mereka menyebut jenis fotografi ini adalah lighting graffiti, sebuah cabang seni fotografi yang memadu-padankan antara fotografi serta visual dan graffiti. Light Graffiti, Light Painting, Light Art Photography, dan apapun sebutannya adalah teknik fotografi dalam pengambilan objek cahaya bergerak yang ditangkap oleh sensor/film kamera.
Meski baru-baru ini lagi booming di Indonesia, teknik ini sebenernya udah lamaaaaa banget. Pelaku utama dari semua ini adalah Étienne-Jules Marey dan Georges Demeny dari Prancis. Awal cerita dimulai dari Demeny yang juga seorang murid dari Marey. Keduanya mempunyai projek tentang penciptaan fisiologis di tahun 1882, dan kerennya lagi mereka mengembangkan serta memakai teknik kamera untuk menganalisa gerakan-gerakan tubuh.
Meski baru-baru ini lagi booming di Indonesia, teknik ini sebenernya udah lamaaaaa banget. Pelaku utama dari semua ini adalah Étienne-Jules Marey dan Georges Demeny dari Prancis. Awal cerita dimulai dari Demeny yang juga seorang murid dari Marey. Keduanya mempunyai projek tentang penciptaan fisiologis di tahun 1882, dan kerennya lagi mereka mengembangkan serta memakai teknik kamera untuk menganalisa gerakan-gerakan tubuh.
Singkat cerita, di tahun 1889 Demeny memakai lampu untuk menganalisa gerakan tubuh manusia. Lalu, eng ing eng.. jadi deh foto Light Painting pertama di dunia yang dinamai “Pathological walk from in front”.
Cabang fotografi ini sebenarnya sudah banyak digeluti oleh fotografer di luar negeri, begitu juga di Indonesia penggemarnya cukup banyak, salah satunya adalah komunitas I Light This.
Sebenarnya, gimana sih cara membuat foto seperi itu ? Nah, bagi yang penasaran untuk mencoba memotret lighting graffiti, berikut tips dari Syarief Maulana atau yang biasa disapa Mbuy, pendiri komunitas I Light This.
Siapkan peratan memotret. Selain harus menggunakan kamera SLR, ada beberapa peralatan tambahan yang harus dipersiapkan untuk memotret lighting graffiti yakni tripod dancable rilase. Kedua peralatan tersebut dibutuhkan karena teknik pemotretan ini menggunakan kecepatan rendah atau bulb.
Siapkan Cahaya tambahan. Berhubung teknik pemotretan ini di lakukan di malam hari atau di ruang gelap, Anda harus menyiapkan beberapa peralatan tambahan, contohnya seperti senter, kembang api, korek api dan lain-lain. Cahaya tambahan ini memang sangat dibutuhkan selain dapat menerangkan objek yang difoto, juga dapat menciptakan efek-efek graffiti.
Gunakan diafragma kecil. Sebenarnya untuk memotret lighting graffiti, settingan diafragma yang digunakan diseusaikan dengan pencahayaan yang ada di sekitar objek. Tetapi umumnya gunakan difragma kecil untuk memotret lighting graffiti. Hal ini memang sengaja dilakukan agar foto yang dihasilkan tidak over-exposure.
Gerak-gerakanlah cahaya tambahan. Biasanya untuk memotret lighting graffitiAnda harus mengajak teman Anda untuk membantu menggerak-gerakan cahaya tambahan yang Anda bawa . Jadi, saat Anda menekan tombol shutter, teman Anda menggerak-gerakan cahaya tambahan di dekat objek/model yang Anda foto. Saat menggerak-gerakan cahaya bereksplorasilah sesuai dengan imajinasi Anda.
Satu hal lagi yang harus diperhatikan, saat Anda memotret model yang difoto harus diam, jangan bergerak sesuai dengan setingan shutter speed yang telah disesuaikan.
Bagamana? Mudah kan membuatnya? Kalau gitu, tunggu apa lagi, mari kita berkreasi....
Satu hal lagi yang harus diperhatikan, saat Anda memotret model yang difoto harus diam, jangan bergerak sesuai dengan setingan shutter speed yang telah disesuaikan.
Bagamana? Mudah kan membuatnya? Kalau gitu, tunggu apa lagi, mari kita berkreasi....
0 komentar:
Posting Komentar